Selasa, 14 Desember 2010

Resensi Little Women


Little Women bercerita tentang kehidupan keluarga di sebuah kota yang tenang Massachusetts, selama masa perang sipil di Concord, Massachusetts.Terdiri dari 4 saudara, yaitu Meg, Jo, Beth, dan Amy March yang dibesarkan dalam kemiskinan sopan oleh Marmee, ibu mencintai mereka. Ayah mereka bekerja sebagai pengkhotbah Perang Saudara yang akhirnya tewas dalam perang. Gadis-gadis keluarga March menghibur diri mereka dengan memainkan dan memproduksi surat kabar mingguan. Mereka berteman Theodore Lawrence, cucu dari orang tua kaya. Beberapa tahun berlalu , Jo berusaha untuk menjadi seorang penulis, mandiri terkenal. Dia bersikeras untuk mengirimkan karyanya ke penerbit, dan akhirnya naskahnya diterima. Jo mencoba untuk membuat cerita fiksi namun segera menyadari bahwa cerita terbaik dari semua adalah dia menulis tentang hidupnya sendiri. Meg menikah dengan seorang guru bernama John Brooke, sedangkan Beth yang manis terkena “Scarlet Fever dan meninggal karena jantung lemah. Laurie sebenarnya jatuh cinta terlebih dahulu dengan Jo, namun Jo menolak pinangannya, sehingga Laurie melarikan diri dengan kakeknya ke Eropa. Akhirnya, saudari Jo yaitu Amy –lah yang bertunangan dengan Laurie saat mereka bertemu di Paris. Jo, versi dari penulis sendiri, bersumpah untuk tidak pernah menikah. Dia ingin menjadi jurnalis, tapi dia frustrasi dengan peran dan nilai-nilai Kristen yang ketat. Dia pergi ke New York dan terus menulis. Akhirnya Jo menikah Profesor Bhaer, seorang sarjana yang lebih tua dari Jerman, meskipun ia telah putus asa tulisannya. Bersama-sama mereka mendirikan sekolah untuk anak laki-laki.

Refernsi :  Essay "Little Women Review,http://www.oppapers.com/essays/Summary-Little-Women/17686

Tidak ada komentar:

Posting Komentar